Minggu, 18 September 2011

Bisnis Properti!!!

PENAWARAN EKSKLUSIVE FIRDAUS REGENCY


HUNIAN NYAMAN TIADA BANDING!


TYPE:


-JANNATUN NA'IM

-JANNATUL MA'WA

(ready stock/siap huni)


Fasilitas:

-View luas tak terbatas

-Akses masuk tujuh pintu

-Kolam madu azwa

-Kolam arak

-Taman seluas triliunan hektar dengan buah-buahan siap santap


Tersedia Kavling Khusus Mujahid Dakwah!!


Syarat Pemesanan:

1. Bertaubat

2. Kembali ke Jalan Allah

3. Memegang teguh agama Allah

4. Melaksanakan seluruh syariatNya dan memperjuangkannya

5. Menjadi muslim yang sholeh dan mukhlis


Anda berminat?? Segera hubungi kantor pemasaran:


Jln. Fisabilillah Rukun 6/5 no1 Bumi Allah.


Sabtu, 10 September 2011

Catatan Galau Ababil!!

Assalamualaikum.... hi ikhwan...akhwat rahimakumullah!! Ntah kenapa hari ini malem jum'at (ntah kliwon ato apa) saya mencurahkan seluruh inspirasi untuk menulis catatan ini. Beberapa kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa juga saya bagi ini, ini kan ga penting. Tapi ini memang bukan karena penting ato ga, ini lebih karena saya ingin merayakannya dengan antum semua. Yeaayyy...lets move on!!



Tiba-tiba beberapa jam kepungkur, saya mendapatkan sebuah pencerahan. Wow apa ini ada hubungannya dengan illuminati? I don't think so, yang jelas saya bukan anggota freemason! Ga nyambung oke. Beberapa tahun terakhir saya mulai mengalami kegalauan parah. Rasanya seperti ada yang berdebum-debum di dada saya, tapi saya juga kurang tahu itu apa. Setelah masa pendewasaan saya yang kebrangas soal hubungan lawan jenis, saya menjadi sombong. Saya pikir saya akan dengan mudah menghandle perasaan aneh di masa remaja saya yang notabene 'labil' , karena saya sudah menelisik jauh-jauh hari sejak SD!! Tapi ketika masa-masa itu datang. Ketika hati saya kemeresek tidak karuan, gelisah, merasa merindukan sesuatu yang tidak jelas, dan perasaan itu yang kata anak gahol 'galau' itu tidak terkatakan sama sekali. Saya benar-benar tidak mengerti!!



BTW saya selalu sekolah di tempat dimana pria dan wanita terpisah. Jadi ketika saya mulai berusia 'flamable' saya tidak merasakan ketertarikan lawan jenis seperti yang teman-teman saya rasakan. Saya pikir, saya tidak akan sebegitu gelisahnya menjadi jomblo. Saya pikir hidup bersama para wanita itu sudah cukup, mereka ramah, baik hati, asik, dan saya nyaman di dekat mereka. Dan saya eksis!! So...i dont need a boy!! Saya bahkan pernah berpikir untuk jomblo seumur hidup seperti Rabi'ah, ato minimal baru menikah ketika berusia 30 tahun!! Ngeri booo...



Saya mungkin sering koar-koar saya mendambakan pernikahan dini, dengan seorang lelaki berusia dini yang sama-sama freaknya kaya saya, sejak SD. Itu betul seratus ribu persen!! Karena saya memang sudah merintis kegalauan sejak usia ingusan. (nohope) Dan...saya tidak menyesali ini :D Namun ketika saya mulai menyadari seperti apa lelaki itu sebenarnya. (well mereka itu lumayan resek, oportunis, nyebelin dan sok keren. IMHO) Harapan saya soal menikah dini itu pupus perlahan. Seperti salju di musim panas. Tiba-tiba semuanya banjir begitu saja, dan mengalir menjauh. Tapi kenaifan saya itu sticky di hati saya!! Diam-diam...saya masih mendambakan lelaki muda yang freak tapi sholeh itu...



Sampai beberapa jam kepungkur saya masih tidak mengerti apa esensi kegalauan itu sendiri (wuiihh bahasanya). Tapi suer...saya sebelumnya bingung. Rasa apa ini bingung, mau cerita juga bingung, makanya itu dinamakan GALAU!!



Suatu hari saya berdiskusi dengan ibu saya soal ini. Beliau bilang pria dan wanita itu memang begitu, seperti magnet. Klise banget ya kan? Tapi itu benar-benar tidak saya mengerti hingga beberapa jam kepungkur!! Setelah keluar dari pondok dan sekolah di sekolah Paket yang disana ditongkrongin cowok dan cewek segala rupa. Satupun ga ada yang berkesan di hati saya. Mereka...nggak banget deh pokonya. Jangan paksa saya cerita!! Hingga saya masuk sekolah resmi, disana cowok-ceweknya relatif aman terkendali, tapi tetep aja. Ga pernah sekalipun saya memandang teman-teman cowok saya tanpa membayangkan bagaimana mereka ketika sudah jadi lelaki? Dengan segala ketengikan, keresekan, kejijayan mereka ini! Mereka bakal jadi qowwam, kaya gini??? Oh no! Jadi sejak saya menemukan kegalauan saya, saya belum pernah jatuh cinta!!



Ngomong-ngomong soal magnet...artinya lebih dalem lho daripada yang kalian bayangkan. Inget ga, sapa diantara kalian yang ga pernah saya ajak ngobrol ketika di pondok? Yang interaksinya cuma sebatas saling memandang lalu diinterpretasikan sendiri-sendiri?? Yep kita dulu kaga kenal, tapi waktu kita ketemu di FB BLEMM... Kita ngobrol...akrab...ceria...lancar, seolah dulunya akrab sekali!! Juga yang anti rasain pas dapet sms dari huwa yang kata anti nyebelin. Anti bilang dia nyebelin tapi anti terus bales sms yang huwa kirim. Juga yang anti bilang anti ga ada hubungan apa apa, tapi anti selalu jalan bareng huwa, bahkan berfoto akrab??

ITU KARENA KITA BERBEDA KUTUB. KITA SALING TERTARIK UNTUK MENGOBROL DAN MERASA DEKAT SATU SAMA LAIN!! WOW...sesuatu banget yah lawan jenis itu!!



Saya juga tiba-tiba ingat..tentang ayat yang menyegerakan menikah ketika berpuasa sudah tidak nangani. Afwan saya lupa ayatnya, tapi InsyaAllah para khufadz di bawah tahu ayatnya!! Saya juga jadi mengerti kenapa seorang ikhwan yang saya kenal ngebet pingin menikah muda, dia mungkin beralasan ini lebih pada dakwah...visi...misi dan tetek bengek. Tapi beyond everything! Saya tahu ini lah yang dinamakan kegalauan itu! Selama ini orang tua saya suka bilang "Kamu pingin dinikahin ya?" saat saya mulai berperilaku aneh. Saya cuma mesam mesem sambil mikir 'apa hubungannya?' (padahal mah emang iya:P )



Jadi ketika saya mulai menyadari sesuatu yang meluap-luap di hati saya. Ya Allah ini toh galau! Ternyata saya juga (bisa) sama gelisahnya dengan kebanyakan remaja, karena saya jomblo! Saya juga merasa ada yang aneh, ada yang kurang, ada yang seharusnya memenuhi hati saya tapi ga ada. Ada rongga kecil di hati saya yang butuh diisi. Itulah galau...Kenapa juga menikah itu menggenapkan separuh din. Bukan cuma filosofi tentang kehidupan rumah tangga, tapi saat ada seseorang yang memenuhi kegalauan kita saat itu lah semuanya sempurna. Karena itu lah kehidupan yang sebenarnya mencjalani hidup dengan seseorang disamping kita, for seeking his pleasure!! -Maher Zain- Rasanya seperti klik, memutar kunci dan terbuka! Saya pikir...Ya Allah ternyata saya sudah besar!! Juga ketika seorang ikhwan yang datang dengan materi nikah dininya yang menggugah. Wow...itu membangunkan sisi kenaifan saya yang terpendam. Saya sampai...wow...it's amazing, exciting, freaking, confusing n wondering in the same time!! I love this passion!!



Galau itu...it's kinda complicated. SAYA PIKIR GALAU ITU CANGGIH SEKALI!!

Kenapa saya tag anda semua disini? Karena sekali lagi, saya ingin merayakannya dengan anda, atas kegalauan saya yang sangat menginspirasi!! thanks for reading :)



Thanks to:



*Allah SWT yang udah kasih saya 'kegalauan' yang menggelitik

*Syahrini dengan kaftan dan aksesorinya yang gemerlapan. Alhamdulillah yah...ini pasti sesuatu banget.

*Akhi someone yang sudah mengembalikan sisi kenaifan dan kegilaan saya yang sebenarnya.

*Teman-teman Badrussalam yang sudah mengembalikan keceriann saya yang spontan dan penuh gairah.

*Ibuku yang sudah memahami kegalauan saya SEJAK SD!!

*Amah...ga tau kenapa??



NO OFFENSE...KALO ADA YANG NGERASA...SAYA GA TANGGUNG JAWAB BLAS!!

Selasa, 06 September 2011

Let's Talk About Marriage (again)



Assalamualaikum....
Pengumuman saya sedang galau. Ini hanya galau ringan, tapi disarankan untuk membaca curhatan saya dengan penuh perhatian. Karena keinginan orang galau hanya ingin diperhatikan. *ohjujurnya BTW saya udah pernah cerita soal marriage kan sebelumnya. Tapi saya belum ceritakan mengapa saya begitu terobsesi dengan pernikahan .........dini.



Awalnya, ketika saya kelas 6 SD (parah) saya membaca buku karya Izzatul Janna ft Rabi'ah Aladawiyah, bertajuk Diary Pengantin. Buku itu menceritakan awal-awal Izzatul Jannah membangun rumah tangga bersama suaminya dan awal mereka ta'aruf. Tapi yang membuat saya terobsesi adalah cerita Robi'ah Al-adawiyah yang mengutarakan ia siap menikah pada bapaknya. Usianya relatif muda 23 tahun. Dan quote favorit saya adalah ketika Robi'ah membaca visi misi yang tertera di proposal calon suaminya saat ta'aruf, yaitu

"Menikahlah, karena menikah adalah sunnah yang bersejarah"

Sejak saat itu saya bermimpi untuk menikah sejak usia muda, dengan suami yang juga berusia muda tentunya!! Apa lagi saat itu juga sedang booming buku karya Haikal Siregar putra Pipiet Senja yang menikah di usia 19 tahun dengan pasangannya yang sebaya. Kalo ga salah judul bukunya 'Nikah Dini Kereeen'.



So i'm getting mad with young marriage!!

Akhir SD sampai awal SMP saya terus memikirkannya. Tentang seperti apa pernikahan itu, hingga pria idaman saya yang akan jadi suami saya nantinya. Dalam bayangan saya, suami saya adalah pria muda sebaya saya. Dia haruslah sholeh, aktivis dakwah dan tampan. Dia juga harus baik dan ramah pada saya. Jadi kita akan bekerja sama sebagai sahabat seumur hidup, bukan hanya atasan dan bawahan.



Mimpi-mimpi tentang pernikahan dini itu terus memenuhi angan-angan saya hingga akhir SMP. Jadi seolah-olah saya telah memikirkan dengan matang seperti apa gambaran pernikahan saya nanti, juga kehidupan rumah tangga saya.
Kami akan menjlankan konsep rumah tangga islami bersama-sama. Kami kan bergandengan tangan saling membantu. Saya adalah tipe gadis yang slengekan dan sangat spontan. Jadi saya selalu membayangkan suami saya nantinya adalah teman saya, yang saya akan ngobrol dengannya ketika hati saya gundah. Tidak ada rasa sungkan ataupun hormat yang berlebihan.
Saya juga sangat fleksibel. Jadi tidak masalah apapun pekerjaan suami saya nantinya, ataukah kami harus tinggal berjauhan. Karena kita menikah dan akan saling mencintai karena Allah, bukan sekedar a temporary passion. Jadi saya terus membayangkan diri saya sebagai seorang wanita dan seorang lelaki shaleh di samping saya hingga masa-masa transisi saya datang dan menggoyahkan angan-angan saya.
Kenaikan kelas menuju SMA saya tinggal di rumah bersama keluarga saya. Ibu saya adalah orang yang sangat terbuka. Beliau terbiasa untuk mendiskusikan segala sesuatu bersama saya, termasuk soal rumah tangga. Kami berdikusi tentang Bapak saya, tentang om saya, juga tentang para suami binaannya yang kerap curhat padanya. Saya mulai benar-benar berpikir sebagai wanita dewasa. Beyond everything...Ibu saya mengajak saya menyelami pikiran para lelaki dan mencoba mempelajarinya. Saya mengumpulkan banyak kata 'ternyata' di benak saya. Dan saya segera menjadi wanita dewasa yang kuat, penuh pertahanan dan kekanakan sekaligus. Tapi semua 'ternyata' itu mempengaruhi 'obsesi pernikahan dini' saya. Karena ternyata, tidak ada lelaki dewasa yang hanif, sholeh dan cukup bertanggung jawab di usia sebaya saya!!*patahhati
jadi saya mulai mengubur obsesi kronis saya perlahan-lahan. Saya bahkan mulai belajar membayangkan saya akan menikah di usia 30 tahun!! Wow ekstrem... Hingga suatu hari seseorang datang. Dia juga sama gilanya dengan saya, dengan obsesi nikah dininya yang juga kronis. Angan-angan sayapun kembali ketempatnya semula, berada di sela-sela pikiran saya. Sekarang...setelah angan-angan gila dan naif saya kembali, akankah dia datang sesuai ekspektasi saya? Lelaki berusia belia yang sholeh, hanif, ramah, baik hati dan tidak sombong, adakah??? Allah'alam

*saya pikir saya na'if...apakah anda setuju?