Senin, 13 Maret 2017

Namaku Mari

"Aku gabung IOC,"  kata Mari sambil kedua jempolnya menari lincah di atas layar. Kakinya bergerak - gerak di atas seprei yang kusut.

"Apa, kamu bilang apa?" Laki - laki yang tengkurap di samping Mari bangun, lalu duduk menyandar di sebelahnya ikut menatap layar hp Mari.

"Aku ... gabung IOC." Ulang Mari sambil mendekatkan layar hp ke wajah lelaki di sampingnya. Laki - laki itu mengernyit. Lalu kembali ke posisi tengkurapnya dan menatap hpnya sendiri.

"Kenapa, kamu nggak suka."

"Kamu masih aja suka begituan dari dulu. Kamu kan udah gede Mari." Suara lelaki itu datar dan tak acuh. Membuat Mari merasa tidak enak.

"Ya kenapa kalo aku udah gede, kamu juga masih suka main motor kan. " Balas Mari sambil memandang punggung si lelaki.

"Yakan itu emang mainan orang gede." Laki - laki itu menjawab tanpa menoleh.

Entah kenapa Mari merasa jengkel sekali. Dengan sengaja ia mengangkat kakinya, dan menjepit pinggang yang tertutup kaos polo warna biru dengan jari kakinya.

"Aah ... aah sakit tahu."

"Biarin, kamu sih ngeselin." Dengan sengaja ia menendang pantat laki - laki itu lalu beranjak meninggalkan kamar.

"Kemana?"

Mari hanya menggoyangkan pantatnya sebagai balasan.

***

Rania : Ada temen baru nih

Katia : Isi form dulu dong

Katia : Form mana form?

Azzam : Bentar ...

MariChi: Halo kaka namaku Mari

Nico : Mari chwaaaan 💕💕

BukanWota : Nama panjangnya siapa? Almari? 😂

IstianaRahma : 😂

Azzam : Tuh isi dulu formya ...

Mari : Oke ka bentar

Azzam : Jangan panggil kaka dong

Mari :
Nama : Mariyuana

Alamat : Jalan H. Asnawi RT 03 RW 05 Bekasi

Hobby : Makan bakso, nelen air mata, nonton anime

Alasan masuk IOC : Penasaran sama hijab cosplay

Makanan favorit : Air mata dan air hujan

Zakiy : Namanya Mariyuana? 😱

IstianaRahma : Mariyuana? 😱

Rania : Mariyuana nande? 😵

Mari : Err ... Aku bisa jelaskan 😓

***

Mari mengakhiri chatnya dengan tersenyum. Ia beranjak menengok Ranu di kamarnya, lalu berlalu ke ruang tamu.

Ia duduk di sofa lalu termenung. Sudah lama sekali hubungannya dengan Ranu. Seminggu lagi adalah aniversari ke lima tahun hubungan mereka. Rasanya sudah seperti keluarga. Mari tidak pernah membayangkan hidup tapa Ranu di dalamnya.

Meskipun kadang ia menyebalkan dan egois seperti tadi. Meski sudah lama Mari menyukai hal - hal berbau Jepang, tapi Ranu tak pernah mau mengerti.

" Nggak papalah, namanya juga udah sayang." Mari mengakhiri renungannya dengan menepuk pahanya sendiri, lalu beranjak menemui Ranu. Yang sudah tertidur di kasur Mari.

Sabtu, 11 Maret 2017

Emang Harus Toleransi?

Apa sih artinya toleransi?

Karena akhir - akhir ini banyak sekali diperbincangkan. Toleransi antar suku, antar bangsa, antar agama. Kenapa dengan toleransi? Apakah harus ada toleransi?

Indonesia terdiri dari mayoritas bangsa Melayu dan berbagai suku di dalamnya, juga beberapa bangsa pendatang lain. China, India, Arab, dan beberapa bangsa Eropa. Indonesia sama seperti bangsa Timur lainnya, masih tradisional, mengedepankan pendapat orang yang lebih tua, dan pendapat orang lain. Beberapa masih kolot dan tradisional, tapi warga Indonesia tidak pernah diskriminatif.

Bangsa Indonesia terkenal jujur dan apa adanya. Cantik dibilang cantik, jelek dibilang jelek. Memuji orang sesuai apa yang ada padanya. China ya china, papua ya papua, jawa ya jawa. Mana bisa liat orang Jawa, tapi sungkan nyebut jawa?

Sama juga china. Orang china ya disebut china. Kenapa disebut china? Meskipun tinggal di Indonesia? Karena mereka orang china. Karena awalnya mereka tidak ada di sini, di Indonesia. Mereka datang dari negri china. Ya disebutlah china. Begitu juga orang Arab dan Indonesia.
Di kampung Arab banyak sekali warga keturunan Arab yang sudah turun temurun tinggal di Indonesia, mereka bahkan tidak bisa bahasa Arab. Tetap saja mereka disebut orang Arab.

Semua sama saja. Kami menyebutnya apa adanya. Dan memanggil mereka begitu bukanlah rasis atau tidak toleransi.

Toleransi adalah dengan tidak mengganggu sesuatu yang prinsip milik orang lain. Ketika orang china mengadakan imlek, sebagai orang jawa kita tidak boleh mencegahnya, itu toleransi.
Ketika orang kristen merayakan pesta natal, orang Islam tidak boleh mencegahnya, itu toleransi. Tapi beberapa perayaan yang berbeda bisa menimbulkan ketidaknyamanan terhadap orang lain. Meskipun itu prinsip.

Contoh, di Bali beberapa masjid tidak boleh mengumandangkan adzan. Karena merusak kesucian kuil dan membuat warga hindu tidak nyaman. Di sini warga hindu harusnya bersikap toleransi terhadap suatu yang prinsip bagi orang Islam. Tapi ada berapa warga Hindu di Bali? Mayoritas penduduk Bali adalah orang hindu. Itu artinya mengenai kepentingan orang banyak. Di sinilah orang Islam harus toleransi juga. Demi kepentingan bersama, meskipun adzan adalah suatu yang prinsip.

Toleransi itu saling. Bukan cuma sepihak. Toleransi itu dirasakan dan dikerjakan, bukan diumumkan di media. Toleransi itu jika dibutuhkan!

Jika warga nahda sebelumnya mendukung calon non Muslim maju memimpin warga mayoritas Muslim atas nama toleransi. Betapa baiknya mereka.

Namun beberapa saat kemudian membubarkan pengajian muslim lainnya yang berbeda, meskipun jamaahnya banyak. Betapa tidak konsistennya mereka.

ahk bahkan non Muslim, dia ngomong sembarangan soal Qur'an dan ulama, dia juga maju untuk memimpin Jakarta yang mayoritas Muslim. Kalo ada yang mendukung, itu bukan toleransi. Itu hawa nafsu. Justru yang harus toleransi itu ahk. Dia menghina kitab suci agama lain, mengatai ulama agama lain, tidak sungkan maju memimpin meski warga mayoritas tidak nyaman.

ahk memang minoritas, tapi dia harus toleran. Karena toleransi itu saling!

Ustadz yang dengan sayangnya dibubarkan pengajiannya juga, mulai sekarang harus mengajarkan pada jama'ah pendengarnya untuk toleran. Untuk menyayangi muslim lainnya meskipun,

Meskipun mereka belun benar aqidahnya, masih bid'ah ibadahnya, masih syirik kecil.

Harus menghormati da'i lain yang juga berjuang di jalan Allah. Meskipun,

Meskipun beda caranya. Beda pakaiannya. Beda buku panduannya.

Karena sungguh diusir oleh sodara sendiri itu tidak enak. Dikatai kafir oleh sodara sendiri juga tidak enak.

Jangan toleransi sama china, kristen, dst. Kalo ga bisa toleransi sama sodara sendiri sesama Muslim.

*Tulisan ini pendapat dan tanbih buat pribadi. Jika ada pihak yang merasa disebut tidak usah sakit hati. Direnungi aja.

Jumat, 10 Maret 2017

Busuk

Bagaimana rasanya kerepotan mengurus dirimu sendiri?

Rasanya bernapaspun terasa melelahkan. Aku selalu ekstrovert dan impulsif sejak kecil. Jadi aku biasa mengutarakan apa yang aku pikirkan, sama teman, orang tua, guru. Sampai saat dewasa ini aku kesulitan mengontrol diri sendiri. Karena tidak sesimpel itu mengutarakan pikiran kepada sesama dewasa.

Rasanya gelisah saat ada teman yang pake baju tidak sesuai, lipatan miring atau tidak pantas. Aku mendukung kebebasan berekspresi, hanya saja kewalahan atas diriku sendiri.

Aku juga sensitif dengan bau. Aku bisa mengenali bau dengan cepat. Mengenali basi, bumbu masakan, udara, tanah, air, dan bau manusia. Aku bisa mengenali bau busuk deodorant bercampur keringat. Atau bau busuk menusuk tanpa deodorant.

Beberapa orang percaya, bau deodorant bercampur keringat beraroma tidak enak. Tapi sesungguhnya bau busuk tanpa filter deodorant lebih menyengat dan mematikan. Beberapa memilih tidak pakai karena tidak nyaman. Apalah artinya hidup nyaman, jika orang di sekitarmu mati kehabisan udara segar.

Dan hatiku kebingungan. Instingku mengatakan aku harus mengatakan terus terang. Tapi rasa kemanusiaanku mengatakan bahwa setiap orang berhak memilih cara hidupnya. Mau itu bau atau tidak itu haknya. Tapi kadang sebagai teman, aku rasa dia berhak tahu. Bahwa dia bau. Bahwa baunya tak tertahankan.

Dia cantik, rapi, percaya diri, dia hanya tidak tahu kalau dia bau.
Beberapa bahkan sudah menikah. Dan baunya tidak diupgrade, sebusuk sebelumnya. Aku terkejut, mungkin ini preferensi suaminya.

Aku menyayangi mereka, hanya saja aku tidak tahan tidur di sebelahnya, duduk di belakangnya, memeluknya.

Aku bingung dan tercekik oleh insting keviasaanku sendiri. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak mau menyakiti semua orang, tapi aku juga butuh udara segar ....

N.b : kalo kalian baca ini, bantu aku. Kasih tahu apa yang harus aku lakukan buat mereka.