Sabtu, 20 Februari 2010

funny but fooly2


Hallo...readersku...sorry posting terusannya kelamaan, biasa beginilah orang sibuk kaya saya.
Qtq terusin yah>>>>
pas udah denger ultimatum 'Man Tilka' yang bikin jantungan itu, temenku langsung lemes dan berinisiatif menyerah saja pada yang berwajib he..he..he..Ustadzah maksudnya...Tapi aku bersikukuh buat kabur ajah.
" udah la ma biarin!" kataku sambil menerik pergelangan tangannya.
"jangan..ustadzah tau..." elak temanku itu.
"antuma!! huna!!" hiks...sial, berarti ga da chance buat kabur dunkz...
Jadi deh kita diomelin panjang kali lebar kali tinggi, pokonya udah kaya volume ajaahh.
"kalian ini ya...dipanggil-panggil, malah mau kabur!" she was beginning.
"nggak ngerti apa...kalian tuh dieman sama ustadzah! mati lampu gini...bla..bla..bla.."
Sialanya lagi, saat itu angin bertiup spoils-spoils, alias ngeganggu banget...biin aku masuk angin. Dan terjadilah apa yang diinginkan si angin, aku masuk angiiinn! Padahal lagi diomelin ma ustadzah...duuuh kaga sikon banget yak, masuk angin akuh. Dan terjadilah apa yang terjadi, khasiat dari campuran masuk angin dan omelan ustadzah adalah...
pruuut...brbbrb..bruuuutt! Ya Allah Tuhan semesta alaaamm...aku kentut. Dimalam yang dingin dan pekat karena mati lampu dan dalam keadaan diomelin ustadzah. Masalahnya..kentutku yang sama sekali uncontrolled itu terus-terusan bertiup merdu sepanjang omelan ustadzah, dan baru berhenti pas omelan itu berakhir. Alamaaaak malunyaaaaa...Gapapa deh yang lalu emang udah lau, yang penting sekarang kita bebas setelh kami bilang afwan kaya orang jual jamu alias terus menerus tanpa henti.
So kami bisa melaksanakan sholat maghrib yang tertunda tadi dengan tenang, setelah aku wudhu lagi donk pastinya...
Sayangnya kesialan masih terus terbang anggun meniringi kami berdua tanpa kami sadari. Setelah shalat maghrib, lampu akhirnya nyala. Kami duduk-duduk di teras mushala yang tertutup oagar, agar bagian syariah tidak tau kami tidak ikut jamaah isya'. Disono kita ngobrol berdua dengan santainya pake bahasa indonesia. Suddenly...
" limadza...la tadzhabaa illal musholla?" (kenapa kok tidak ke musholla? asked her.( bagian bahasa kok, legaaa.)
"nahnu mutaadziroh." (kami nerhalangan/haid) jawab kami mantaps...boongnya.
" thoyib masmuki?" (ok siapa namamu?) lanjutnya menanyaan namaku tuk dicatat.
" lho nahnukan mutaadziroh?" tanyaku penuh heran.
" naam walakin antumaa billughatil indunisiy, qobla qoliil" jawabnya penuh kemenangan. Oh God ga pernah aku sesial malam iu, udah jatuh ketimpa genteng. Apes deh! Yup akhirnya dengan terpaksa kuberitahuan pada bagian bahasa sial ini identitas asliku.( ceileee kaya agen ajjjahh). Finally...kami menghabiskan malam itu penuh renungan da n tadabbur...bahwa seandainya kita lebih pintar mengibul dan sembunyi, kita pasti terbebas dari para mudabbiroh.(pengurus/senior)