Selasa, 19 Mei 2015

I'm Into You (Jatuh Cinta?)



Pertama kali kita bertemu tidak saling menatap wajah. Aku duduk di sisi tabir dan kamu di sisi lainnya. Saat itu kita belum saling mengenal. Kamu siapa, aku siapa? Saat itu benar-benar pertama kalinya. Aku cuma mendengar suaramu yang bariton menjelaskan tentang sesuatu. Aku hanya menyimak bersama teman-temanku. Hari itu berlalu begitu saja. Tidak ada kesan yang membekas kecuali suara baritonmu yang terdengar menyebalkan. 

Terus terang saja, saat itu aku tidak suka suara baritonmu yang mengintimidasi meski aku dibalik tabir. Suara yang membuatku tidak nyaman. Aku malas bertemu denganmu,  apalagi bekerja sama. Dan itu hanya karena suaramu yang bariton.

***


Sejak kecil aku kurang suka bergaul dengan laki-laki. Mereka itu kasar dan tidak peka. Aku hanya berkenalan, tapi tidak berteman. Aku lebih suka berada diantara perempuan, yang hangat dan lembut. Aku sering merasa terintimidasi jika berdekatan dengan laki-laki. Aku juga benci laki-laki yang pemarah dan tega berbuat kasar pada perempuan. Saat itu sulit bagiku untuk bersimpati pada sosok laki-laki. Semua pikiranku tentang laki-laki adalah hal yang negatif. Wajah dan tampilan boleh memesona, namun toh dalamnya sama saja. Dingin tidak berperasaan. Aku tidak pernah jatuh cinta, kecuali pada tokoh fiksi dalam buku, komik dan drama. Ayah dan Ibuku mulai khawatir. 



Tidakkah aku menyukai laki-laki?



Aku mengintip ke dalam hatiku sendiri. Apakah aku suka laki-laki? Aku terkejut, aku menyukainya. Aku masih menyukai laki-laki. Hanya saja aku belum menemukan sosok yang tepat seperti yang aku idamkan. Yang baik, lembut, dan penyayang seperti dalam drama. Ibuku berkali-kali menyadarkanku. Laki-laki dalam drama tidak ada. Tidak ada manusia yang sempurna. Aku semakin terpuruk. Lalu kepada siapakah aku harus jatuh cinta nantinya? Tidakkah aku jatuh cinta?


Selama masa remajaku yang ceria, hatiku terus tertutup untuk laki - laki. Tidak ada kesempatan bagi mereka mengetuk pintu hatiku. Meski wajahnya tampan, mulutnya manis, perilakunya sopan. Siapa yang peduli? Bukankah Kantong Semar mengeluarkan madu untuk menjebak serangga? Dan aku tidak mau jadi serangga gepeng yang patah hati dibantai laki- laki. 


***  
Suatu hari seseorang datang padaku. Lalu berlanjut pada orang tuaku. Dia berbeda. Dia baik, santun, dan tampak bisa diajak kerja sama. Aku memberinya kesempatan memasuki teras hatiku. Namun Allah belum menjodohkan kami. Dengan segera kuusir ia dari teras hatiku. Kusapu semua tentang dia hingga bersih tak bersisa.Semudah itu.

Orang bilang cinta itu datang tiba-tiba, tanpa bisa kita prediksi pada siapa ia akan berlabuh. Namun aku bersyukur pada Allah, yang memurnikan cintaku sejak muda. Cintaku bisa diajak kerja sama. Aku tahu siapa yang harus aku cintai, dan siapa yang tidak. Aku tahu pada siapa hatiku harus berlabuh. Cintaku tidak jatuh di mana saja.

***  

Sejak saat itu, hatiku kembali berpagar tinggi. Tidak ada satupun laki - laki yang menarik perhatianku, kecuali Ayah dan adik - adikku. Semua laki- laki tampak sama. 

Hingga pindah kesini, dan bertemu denganmu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan kalian mo komentar apa aja boleh! silahkan suka-suka aja, tapi ntar kalo aku gigit....ga tanggung sama sekali!!!!